Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Kemampuan dasar yang harus dikembangkan meliputi kemampuan Bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Menurut Mitzberg "kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya". Menurut Takdirotun (Ratnawati, 2020) "angka atau bilangan adalah
Subagya/Braille Dasar/ 2 B. PEMBENTUKAN HURUF BRAILLE Huruf Braille disusun terdiri dari enam titik timbul dengan posisi vertikal dan dua titik horizontal (seperti pola kartu domino). Titik itmbul itu diberi nama nomor urut 1-2-3, 4-5-6. Huruf Braille antara menulis dan membaca memiliki cara berkebalikan.
Menghafal huruf braille. Penting bagi anak untuk menghafal huruf braille. Dengan hafal huruf braille maka anak akan mudah ketika belajar menulis dan membaca huruf braille. Misalkan huruf a titik 1. Huruf b titik 1, 2. Huruf c titik 1, 4. Dan seterusnya sampai huruf z. Tentu saja yang dihafalkan adalah huruf kecil braille.
Cara menulis huruf Braille yaitu dari kanan ke kiri, sedangkan cara membacanya dari arah kiri ke kanan sehingga membaca dan dan (c) Menulis Huruf Braille. Dalam kegiatan membaca Braille, terdapat beberapa cara membaca Braille yang sering dilakukan oleh siswa tunanetra. Berikut cara membaca Braille menurut Subagyo (2017: 129-130): Pola
dengan siswa awas adalah (1) bentuk huruf, (2) alat yang digunakan untuk menulis dan (3) cara menulisnya. Anak tunanetra belajar menulis dengan Braille dari kelas I SLB. Rumitnya susunan huruf-huruf timbul tersebut, menyebabkan anak perlu dikenalkan huruf sedikit demi sedikit agar dapat menulis dengan benar.
Menulis huruf braille adalah dari kanan ke kiri, seperti menulis huruf arab. Guru harus menjelaskan titik satu hingga enam terlebih dahulu. Titik satu berada di kanan atas, di bawahnya adalah titik dua. Kemudian titik tiga di bawah titik dua. Titik empat berada di sebelah kiri titik satu.
. 304 279 87 280 361 86 410 399
cara menulis huruf braille